Makna Surat Al – Isra ayat (23-24)
"Kasih Sayang"
karya: Ragil maulana
Dengan menyebut nama allah
Yang maha pengasih lagi maha penyayang
Rabb pemberi nikmat tak terbilang
Pencipta langit gugsan bintang
Titah ilahi sudah lama bertandang
Menyiram dahaga yang haus akan keimanan
Kosong akan tuntunan
Setelah datang sang pencerah kehidupan
Perangai baik kita, orang tua harapkan
Karena mereka butuh lautan perhatian
Pengisi relung hati kekosongan
Penyejuk jiwa kala kekeringan
Kala mereka tua renta tak berdaya
Pantang kita setarakan bak hamba sahaya
Tak dilirik tak diperhatikan di biarkan walau sendirian
Berucap kata”ah”saja larangan
Apalagi sampai kita tega
Jatuhkan butiran berharga dari matanya
Apakah kita lupa sewaktu kecil merah tak berdaya
Lautan kasih sayang mereka curahkan
Ribuan do’a mereka panjatkan
Muara pengorbanan mereka berikan
Walau penuh rintangan
Itu hanya semata-mata
Bagi kita anknya
Mari kita renungkan
Apa yang sudah kita berikan ..?
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sastra, Puisi ini adalah makna surat al-isra ayat (23-24) penulis mengawali dengan arti bismilah karna ingin di berkahi dalam penulisan puisi ini, dan juga sebagai sarana dakwah, puisi ini berisi kewajiban kita untuk menghormati, menyayangi, berbuat baik merenungkan apa saja yang sudah kita lakukan bagi orang tua kita selama ini.
Untuk maksud kata “setelah datang sang pencerah kehidupan” adalah setelah datang nya Rasulullah SAW utusan Allah SWT untuk meluruskan akhlak manusia yang rusak.
Untuk maksud kata ”Pantang kita setarakan bak hamba sahaya
Tak dilirik tak diperhatikan di biarkan walau sendirian”
Adalah janganlah kita perlakukan orang tua kita seperti hamba sahaya di suruh-suruh seenaknya tidak memikir kan bagimana orang tua kita susahnya membesarkan kita, apalagi jika mereka sudah renta jangan kita abaikan mereka karena mereka tidak membutuhkan harta yang kita berikan tapi hadirnya kita disaat mereka merindukan kita, mereka butuh perhatian, kasih sayang, mereka tidak selalu ingin di perhatikan tapi sisihkan lah waktu kita untuk mereka, supaya mereka bahagia dimasa tua nya.
Dan yang menonjol dalam puisi kita dilarang berkata kasar dan berbuat tidak baik pada orang tua, seperti kutipan “berucap kata “ah” saja larangan “ maksudnya kita dilarang mengucapkan kata “ah”,berkata ah saja dilarang apalagi sampai membentak, memarahi, menyakiti hati orang tua kita, itu sangat dilarang .
Tapi itu sering kita lakukan malah bisa lebih dari itu, maka dari itu sang pembuat puisi ingin berpesan agar mencintai dan menyayangi orang tua selagi mereka masih ada, dengan menuruti kata-kata mereka, melaksanakan perintah mereka dan minta maaf pada mereka atas kenakalan kita .
Semoga bermanfaat … salam sastra…